Kelola
Apr 19, 2024
Permintaan akan digital talent di Asia Tenggara meningkat seiring dengan berkembang-nya wilayah ini jadi pusat inovasi, kewirausahaan dan transformasi digital.
Permintaan akan bakat teknologi di Asia Tenggara meningkat dengan cepat seiring wilayah ini menjadi pusat inovasi, kewirausahaan, dan transformasi digital. Namun, pasokan pekerja terampil tidak mengikuti laju tersebut, menciptakan kesenjangan bakat yang menjadi tantangan serius bagi bisnis dan pemerintah.
Di Asia Tenggara, LinkedIn menemukan bahwa tiga kategori pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat untuk tahun 2021 adalah konten digital, analisis data, dan teknologi perangkat lunak.
Profil IT Apa yang Paling Dicari?
Menurut laporan "Jobs on the Rise" dari LinkedIn, area pekerjaan teknologi utama yang sangat diminati di Asia Tenggara adalah analisis data, perangkat lunak dan teknologi, keamanan siber, dan teknik khusus. Tren ini mencerminkan dampak pandemi COVID-19 terhadap transformasi digital bisnis dan industri di seluruh wilayah. Keterampilan analisis data penting untuk membuat keputusan berdasarkan data, keterampilan perangkat lunak dan teknologi diperlukan untuk mengembangkan dan memelihara produk dan layanan digital, dan keterampilan keamanan siber sangat penting untuk melindungi data dan sistem dari ancaman siber.
Dalam area luas ini, ada peran spesifik yang menonjol sebagai yang paling dicari oleh pemberi kerja. Misalnya, CNBC melaporkan bahwa beberapa pekerjaan dengan pertumbuhan tercepat di Asia Tenggara termasuk pengembang web, analis sistem, pengembang aplikasi seluler, insinyur tumpukan penuh, dan konsultan DevOps. Peran ini memerlukan keterampilan seperti HTML, CSS, JavaScript, PHP, Java, Python, Ruby, AWS, Azure, dan Docker.
Grup FDM juga menyoroti bahwa konsultan keamanan siber sangat diminati di Asia Pasifik, karena mereka membantu bisnis mencegah dan merespons serangan siber, menggunakan alat seperti SIEM, IDS/IPS, firewall, antivirus, dan VPN.
Selain peran tersebut, ada juga peran kontrak yang sangat diminati di Asia Tenggara. Salah satunya adalah analis data. Analis data adalah profesional yang mengumpulkan, memproses, dan menganalisis data dari berbagai sumber, menggunakan alat seperti SQL, Python, R, Tableau, dan Power BI. Mereka memberikan wawasan dan rekomendasi untuk membantu bisnis menyelesaikan masalah, meningkatkan proses, dan mengoptimalkan hasil.
Jika Anda tertarik dengan salah satu peran ini, Anda perlu memiliki keterampilan dan pengalaman yang relevan untuk menonjol dari persaingan. Anda juga perlu terus belajar keterampilan dan teknologi baru untuk tetap terupdate dengan tren dan perkembangan terbaru di industri IT.
Kekuatan Kolam Bakat SEA
Apa kekuatan bakat IT di Asia Tenggara? Apa yang membuat mereka menonjol dari sisanya di dunia? Berikut adalah beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada kesuksesan bakat IT di Asia Tenggara.
Pendidikan
Asia Tenggara memiliki populasi besar dan muda, dengan permintaan tinggi akan pendidikan dan pengembangan keterampilan. Banyak negara di wilayah ini telah berinvestasi dalam meningkatkan sistem pendidikan mereka, terutama di bidang STEM (sains, teknologi, teknik, dan matematika). Ada juga banyak inisiatif dan program yang mendukung pendidikan dan pelatihan IT, seperti beasiswa, boot camp, kursus online, dan kompetisi. Upaya ini membantu menghasilkan pekerja teknologi yang dilengkapi dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk industri.
Kewirausahaan
Industri IT melihat banyak startup dan perusahaan yang muncul di Asia Tenggara, yang merupakan pusat kewirausahaan. Ekosistem yang berkembang, termasuk inkubator, akselerator, mentor, investor, dan jaringan, mendorong kewirausahaan di daerah tersebut. Tenaga kerja IT di Asia Tenggara sangat berjiwa kewirausahaan dan tidak takut untuk mencoba hal baru atau mengambil risiko. Mereka ingin menggunakan IT untuk menyelesaikan masalah sosial dan lingkungan serta merasakan tanggung jawab sosial.
Beberapa startup teknologi terbesar di Asia Tenggara termasuk Grab (Singapura), Sea (Singapura), dan Tokopedia (Indonesia).
Kolaborasi
Kolaborasi dan kerjasama sangat dihargai di seluruh Asia Tenggara, baik di dalam maupun antar negara. Pemrogram mereka unggul dalam bekerja dalam tim dan memiliki keterampilan koordinasi dan komunikasi yang sangat baik. Selain itu, mereka terbuka untuk belajar dari orang lain, baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Mereka memanfaatkan kekuatan jaringan dan komunitas untuk berbagi ide, sumber daya, dan peluang. Untuk membentuk aliansi dan sinergi, mereka juga bekerja sama dengan industri dan pemangku kepentingan lainnya, termasuk pemerintah, akademisi, masyarakat sipil, dan media.
Asia Tenggara adalah wilayah yang penuh potensi dan janji untuk pengembangan dan inovasi IT. Dengan pendidikan, kewirausahaan, dan keterampilan kolaborasi mereka, bakat IT di Asia Tenggara siap menghadapi tantangan dan peluang zaman digital.
BARRIERS
Namun, wilayah ini menghadapi beberapa hambatan dalam mengembangkan dan mempertahankan bakat teknologi, seperti:
Brain Drain: Banyak pekerja teknologi berbakat memilih untuk meninggalkan negara asal mereka untuk peluang yang lebih baik, terutama di pasar berkembang seperti AS, Eropa, dan Australia. Ini disebabkan oleh faktor-faktor seperti gaji yang lebih tinggi, prospek karier yang lebih baik, akses yang lebih luas ke pendanaan dan sumber daya, serta kebijakan imigrasi yang lebih menguntungkan.
Persaingan dari wilayah lain: Asia Tenggara bukan satu-satunya wilayah yang menghadapi kekurangan bakat teknologi. Wilayah lain, seperti India, China, dan Eropa Timur, juga bersaing untuk menarik dan mempertahankan bakat teknologi terbaik. Ini berarti bahwa Asia Tenggara harus bersaing dengan wilayah-wilayah ini dalam hal gaji, manfaat, dan peluang karier untuk menarik dan mempertahankan pekerja teknologi.
Kurangnya infrastruktur dan sumber daya: Beberapa negara di Asia Tenggara masih kekurangan infrastruktur dan sumber daya yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan dan pengembangan sektor IT mereka. Ini termasuk akses ke internet yang cepat dan terjangkau, fasilitas penelitian dan pengembangan, serta pendanaan dan investasi untuk startup dan perusahaan teknologi.
Perbedaan keterampilan: Ada kesenjangan antara keterampilan yang diajarkan di lembaga pendidikan dan keterampilan yang dibutuhkan oleh industri. Ini berarti bahwa banyak lulusan mungkin tidak memiliki keterampilan praktis atau teknis yang diperlukan untuk berhasil di pasar kerja. Selain itu, kurangnya peluang untuk pengembangan profesional dan pelatihan berkelanjutan dapat membatasi kemampuan pekerja untuk tetap terkini dengan perkembangan teknologi terbaru.
(Source: Boston Consulting Group)
Untuk mengatasi tantangan ini, pemerintah dan industri di Asia Tenggara harus bekerja sama untuk mengembangkan strategi yang komprehensif untuk menarik, mengembangkan, dan mempertahankan bakat teknologi. Ini dapat mencakup peningkatan investasi dalam pendidikan dan pelatihan, pengembangan infrastruktur dan sumber daya, serta penciptaan lingkungan yang mendukung untuk inovasi dan kewirausahaan. Dengan melakukan hal ini, Asia Tenggara dapat memastikan bahwa mereka memiliki tenaga kerja yang terampil dan berbakat yang diperlukan untuk berkembang di era digital.
Source: https://dirox.com/post/the-tech-talent-war-in-southeast-asia